Seorang pria tua yang usianya sudah menginjak
85 tahun duduk di tepi kolam ditemani anaknya, yang usianya 42 tahun.
Ia sangat bangga pada anaknya yang sukses itu.
Sekalipun ia tahu bahwa anaknya tak pernah punya banyak waktu untuknya kini.
Memecah keheningan, sang ayah bertanya pada anaknya...
"Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik
sekali,"
"Ikan koi, ayah. Aku membawanya dari
Jepang," jawab si anak.
Merekapun kembali diam. Beberapa menit
kemudian sang ayah bertanya lagi.
"Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik
sekali,"
"Kan aku sudah bilang tadi. Ini ikan koi,
aku membawanya dari Jepang, kemarin," jawab si anak ketus.
Ayahnya mengangguk-angguk dan mengagumi
ikan-ikan yang berlarian di kolam tersebut.
Selang beberapa menit kemudian, ia kembali
bertanya.
"Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik
sekali,"
Dengan geram, si anak tetap fokus pada iPad
yang dipegang di tangannya. Tanpa menoleh pada si ayah ia menjawab ketus,
"itu namanya ikan koi, yah. Ikan koi!"
Ayahnya tersenyum sambil terus mengagumi
ikan-ikan indah tersebut.
Dan untuk kesekian kalinya sang ayah bertanya
pada anaknya.
"Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik
sekali,"
Si anak langsung meletakkan iPad di
genggamannya. "Ayah, kenapa sih ayah menanyakan hal yang sama
berulang-ulang? Bukankah aku sudah bilang ini adalah ikan koi. Kenapa ayah nggak
ngerti juga?"
Ayahnya terdiam. Dengan gerakan yang sangat
lambat ia mengambil dompet di sakunya. Mengeluarkan sebuah foto masa mudanya.
Ketika ia pergi memancing dengan anaknya di sebuah danau dekat rumah.
"Ingatkah kau akan foto ini nak? Saat itu
kau masih kecil. Rasa keingintahuanmu sangat besar. Setiap kali ayah mendapat
ikan, kau akan bertanya pada ayah 'ikan apakah itu, ayah?' dan ayah akan
menjawabnya dengan penuh kesabaran. Tak hanya sekali saja pertanyaan itu keluar
dari mulut kecilmu. Kau akan mengulangi sebuah pertanyaan sebanyak 25 kali jika
kau sangat ingin tahu. Dan ayah tetap menjawabnya dengan penuh kesabaran.
Tetapi, mengapa kini ayah baru bertanya 4 kali saja, kau sudah marah?"
tanyanya sambil meneteskan air mata.
***
Kejadian ini mungkin pernah dirasakan oleh
kita juga. Saat kondisi orang tua sudah mulai menua. Pertanyaan-pertanyaan atau
cerita-cerita yang sudah pernah diucapkan akan terus menerus diucapkan. Beliau
mungkin tidak ingat, atau hanya terlalu bersemangat membahas sebuah topik. Dan
untuk itulah, kita yang dulu juga pernah menanyakan hal berulang-ulang di saat
masih anak-anak, hendaknya bersikap sama sabarnya. Menjawab semua pertanyaan
yang sama dengan hati ikhlas. Mendengarkan cerita yang sama terus menerus bak
belum pernah mendengar sebelumnya.
Setidaknya bahagia orang tua itu sederhana,
didengarkan dengan ikhlas.
0 komentar:
Posting Komentar