Jumat, 10 Agustus 2012

Inilah Alasan Kenapa Wanita Lebih Sulit Move-on Ketimbang Pria


alasan wanita sulit move on


Ketika jalinan asmara putus, siapa yang lebih
sulit move-on, pria atau wanita? Jawabannya tentu tergantung dari kepribadian
dan sifat masing-masing orang. Namun jika melihat kecenderungan, wanita umumnya
mengalami masa transisi yang lebih lama pasca putus cinta dibandingkan pria.





Perceraian Ashton Kutcher dan Demi Moore salah
satu contohnya. Di saat Demi masih berusaha keras untuk keluar dari
keterpurukan hingga harus masuk rehabilitasi, Ashton dikabarkan sudah kencan
dengan beberapa wanita termasuk lawan mainnya dalam 'That 70's Show', Mila
Kunis.





Begitu juga dengan Katy Perry dan Russell
Brand, baru beberapa minggu setelah mengajukan gugatan cerai, komedian dan
aktor Inggris ini dilaporkan sudah berkencan bahkan kepergok mencium wanita
lain. Kabar itu pun membuat Katy kesal karena mantan suaminya itu move-on
begitu cepat.





Melihat dua kasus di atas, benarkah pria lebih
cepat move-on setelah putus cinta ketimbang wanita? Konselor percintaan Dr.
Rajan Bhonsle menjawab, hal itu bisa jadi benar dengan alasan wanita merupakan
makhluk yang emosional.





"Bagi kebanyakan wanita, jatuh cinta
adalah proses yang perlahan dan bertahap. Ketertarikan wanita kepada pria
terbentuk dalam waktu yang lama seiring dia mulai mencintai, mengenali dan
memahami lawan jenisnya. Dia memupuk perasaan cintanya, itulah sebabnya
kegagalan percintaan atau perselingkuhan lebih menyakitkan bagi wanita," urai
Dr. Rajan, seperti dikutip dari iDiva.





Pendapat yang sedikit berbeda diungkapkan
psikoterapis Dr. Reema Shah yang menyatakan bahwa urusan perasaan tidak bisa
digeneralisasikan. Dr. Reema berargumen, perbedaan cara pria dan wanita dalam
mengatasi masalah percintaan bukan karena gender, tapi lebih kepada kondisi
sosial.





"Wanita bersikap demonstratif karena ada
semacam persetujuan sosial yang 'membolehkan' mereka lebih terbuka secara
emosional. Karena ekspresinya terlihat, orang jadi berpikir kalau wanita lebih
sulit melupakan sakit hati," ujarnya.





Sebaliknya, pria tidak bisa terlalu mengumbar
kegagalan cintanya ke publik seperti yang bisa dilakukan wanita (takut dilabeli
cengeng, kewanitaan atau tidak macho). Akhirnya pria memilih untuk melanjutkan
rutinitas yang membuat mereka terlihat lebih kuat dan tidak terluka terlalu
dalam. Padahal, belum tentu kenyataannya seperti yang terlihat di luar.





"Otak pria memiliki kemampuan untuk
memisahkan data lebih baik dari otak wanita, itu juga membantu. Artinya, mereka
bisa lebih cepat kembali ke keseharian seperti biasa meskipun mungkin masih
terbayang sosok mantan kekasihnya," kata Reema.





Kesimpulannya, wanita memang terlihat lebih
sulit move-on dibandingkan pria. Namun apa yang terlihat dari luar belum tentu
kenyataan yang sebenarnya. Pria bisa saja lebih cepat bersenang-senang dengan
teman hang-out atau larut dalam kesibukan kantor. Sementara wanita masih saja
berdiam diri di kamar sambil menangisi kandasnya jalinan asmara, atau curhat
sana-sini. Namun sekali lagi, hal ini tidak terlalu berkaitan dengan gender
melainkan kondisi sosial yang membentuk karakter mereka.


ads

Ditulis Oleh : OKE Hari: 21.00 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar