Senin, 03 September 2012

[motivasi] Wang Wianjin, Gadis Lumpuh yang Menjadi Penulis Novel


[motivasi] Wang Wianjin, Gadis Lumpuh yang Menjadi Penulis Novel





Meski keadaannya telah membatasi ruang gerak bagi dirinya, namun Wang
Qianjin
tetap optimis jika banyak jalan menuju Roma. Impiannya untuk
menjadi seorang penulis novel, dibuktikannya dengan kondisi yang tak
memungkinkan sekalipun. Gadis 18 tahun asal Zhenjiang, Provinsi Jiangsu, China
bagian timur itu telah menderita lumpuh otak yang mengakibatkan kelumpuhan
termasuk tangannya. Meski begitu, Wang tetap bisa menulis kisahnya huruf demi
huruf ke layar komputer. Untuk menyelesaikan novelnya, Wang hanya mengandalkan
bibirnya. Karena penyakit tersebut, Wang kesulitan untuk menggerakkan
tangannya, bahkan ia juga kesulitan dalam berkomunikasi.





Untuk berhubungan dengan dunia luar, Wang hanya mengandalkan sebuah
komputer di rumahnya. Meski tak pernah mengenyam pendidikan formal di sekolah,
ia sangat fasih berkomunikasi dalam bahasa China, walau lewat ketikan di layar
komputer. Ia juga memahami bahasa Jepang dan Korea. “Saya banyak menonton drama
TV yang ada tulisan terjemahannya di layar. Saya mempelajari itu sekaligus
pengucapannya. Saya selalu ingat semua setelah menontonnya sekali,” katanya
seperti dikutip dari laman orange.co.uk.





Hanya bisa berkomunikasi melalui komputer, Wang sangat menikmati dunia
maya. Ia menulis banyak kisah dengan nama samaran ‘The Exiles Fairy’. Karya
terbarunya, kisah cinta sepanjang 200 ribu karakter yang menggambarkan
perjalanan seorang gadis dari keluarga kaya yang jatuh cinta dengan seorang
gangster.





Ia mengunggah kisahnya bab demi bab. Mendatangkan lebih 340 ribu
pengakses. “Banyak pembaca meninggalkan pesan untuk saya, meminta saya untuk
meng-update lebih cepat, tapi saya hanya bisa menulis secepat saya bisa,”
katanya. Kini, ia berjuang keras menyelesaikan novelnya sesuai kontrak dengan
seorang penerbit online yang menggandengnya. “Saya menulis mulai jam 9 pagi
hingga 1 malam. Selain makan dan tidur, saya menghabiskan seluruh waktu saya di
depan komputer.”





Ayahnya, Wang Yunqi, baru menyadari bakat dan kehebatan putrinya setelah
seorang penerbit online menawarkan kontrak kerja sama untuk sebuah novel. “Dia
hanya tinggal di rumah dan tidak pernah sekolah. Sulit untuk percaya bahwa dia
dapat menulis, bahkan menulis novel,” kata sang ayah. Celebral palsy merupakan
penyakit yang ditandai dengan terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang
mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan
berpikir.





Penyebabnya belum dapat dipastikan. Namun, banyak yang beranggapan
terjadi akibat kelahiran prematur sehingga bagian otak belum berkembang
sempurna, bayi lahir tidak langsung menangis sehingga otak kekurangan oksigen,
atau adanya cacat tulang belakang dan pendarahan di otak. Terlepas tingkat
keparahan penyakit itu, sosok Wang telah menginspirasi banyak orang untuk tak
menyerah dengan keadaan.


ads

Ditulis Oleh : OKE Hari: 23.30 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar