Sabtu, 01 September 2012

[renungan] Pelajaran Jujur dari Tukang Parkir


[renungan] Pelajaran Jujur dari Tukang Parkir





Siang itu cukup terik. Aku dan beberapa teman
kantor tengah makan siang di salah satu resto yang cukup terkenal di bilangan
Jakarta Selatan. Hal yang biasa kami lakukan ketika jenuh dengan pekerjaan
adalah mencari tempat istirahat makan siang yang jauh dari kantor. Alasannya,
jika terkena macet, kemungkinan lebih lama di jalanan pun pasti didapat. Jadi,
waktu untuk kembali bekerja pun otomatis berkurang.





Seperti biasa, saat makan siang pun berjalan
lancar. Artinya, kami benar-benar refreshing dengan aneka guyonan yang
terlontar. Benar-benar lupa dengan kerjaan di kantor. Singkat cerita, selepas
makan siang, kami langsung beranjak dan berencana balik ke kantor. Namun, saat
hendak membayar parkir mobil, aku dikejutkan dengan teguran dari tukang parkir.





Saat itu, tukang parkir menyerahkan uang lima
puluh ribuan padaku seraya berujar,





"Mbak, tadi uangnya jatuh pas mbaknya
turun dari mobil. Tadi mau dipanggil, mbak udah keburu masuk."





Ini Jakarta dan masih ada orang jujur seperti
tukang parkir tersebut? Masyallah. Seketika aku ingat dengan sejumlah gaji yang
kuterima setiap bulannya. Kemana perginya uang-uang itu? Bagaimana dengan gaji
tukang parkir yang tidak seberapa? Mengapa ia masih jujur? Sedangkan aku,
korupsi waktu hanya karena bosan dengan rutinitas kantor.





Saat itu, aku hanya bisa melongo mendapati
tukang parkir yang tersenyum seraya menyerahkan uang padaku. Dengan gelengan
pelan seraya tersenyum, aku menjawab bahwa uang itu adalah haknya, untuknya.
Dan, tak lupa, aku mengucapkan terima kasih atas pelajaran yang diberikan.





---





Bagaimanapun, jujur adalah kunci hidup. Dengan
hidup jujur, maka Tuhan akan mengantarkanmu pada segala kebaikan.


ads

Ditulis Oleh : OKE Hari: 09.00 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar